Valentine ‘s Day” Apakah hari kasih sayang sesungguhnya?
HARI Valentine lazimnya disebut hari kasih sayang, dalam sejarahnya merupakan perayaan dari pengikut St Valentine sebagai ritual keagamaan untuk memperingati kematiannya yang menyedihkan karena mengubur cintanya. Berbagai sumber menyebutkan bahwa St Valentine adalah seorang pendeta yang dihukum mati oleh Raja Romawi, karena menentang larangan pernikahan di kalangan pemuda.
Suatu fenomena yang memprihatinkan ketika remaja muslim justru latah ikut merayakan Hari Valentine dengan berbagai acara. Mereka yang masih rapuh idealisme Islamnya, akan mudah terseret pada arus peradaban permisif, hedonis dan materialistik. Mereka juga akan tergerus arus globalisasi dan akulturasi budaya Barat yang tidak sesuai dengan konsep ajaran Islam.
Dekadensi moral yang melanda manusia saat ini, bisa jadi merupakan wujud nyata drama penghancuran jati diri. Apalagi, merayakan Hari Valentine tidak hanya sebatas budaya, bahkan terkait dengan ritual keagamaan. Itulah sebabnya Rasulullah saw memberikan warning, “Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Abu Daud).
Hebohnya perayaan Hari Valentine ini yang biasanya dihiasi dengan kegiatan hura-hura, justru mengaburkan nilai-nilai spiritual, moralitas dan budaya Timur yang luhur pada diri remaja muslim. Ini menjadi bukti bahwa mereka telah kalah dalam sebuah pertarungan untuk mempertahankan identitas diri.
Dari data survei yang dilakukan oleh Kristen Mark, 85 persen responden menganggap seks bebas merupakan perkara penting di Hari Valentine. Mencengangkan bukan? Fenomena yang memprihatinkan ini tentu saja memicu dampak buruk seperti kehamilan pranikah, penyakit menular, hingga bobroknya mental generasi bangsa.
Nahasnya, budaya zina ini mulai ditiru oleh pemuda-pemudi Islam. Awalnya mereka sekedar meniru perayaan hari Valentine saja dengan mengadakan perayaan-perayaan, membagi hadiah dan semacamnya. Namun lambat laun mereka juga meniru budaya zina di hari Valentine.
hari valentine merupakan budaya zina berkedok kasih sayang, sebagian anak muda yang kurang ilmu dan iman menjadikan momen valentine sebagai ajang zina mulai dari zina mata hingga kemaluan yang semuanya itu dibungkus dalam satu tipuan setan disebut dengan “Kasih sayang” pada hakikatnya hanya mendatangkan murka ALLAH.
Bukan budaya kita
Jika tahu perayaan Hari Valentine bukan budaya kita, lebih-lebih bukan ajaran agama kita, lalu kenapa kita harus merayakannya? Sementara dengan ikut merayakannya, berarti ikut pula melestarikan ritual tersebut dan menghapus nilainilai Islami. Padahal tanpa harus menghilangkan nilai-nilai spiritual, moralitas, dan budaya Timur yang luhur, Islam telah memberikan acuan yang sempurna tentang konsep cinta dan kasih sayang.
Ikut valentine day berarti menghancurkan kepribadian dan karakter kita sendiri, kepribadian muslim. Maka dari itu jauhilah kebiasaan yang jahiliyah, yang dapat merusak kepribadian kita, merusak keIslaman kita. Jika generasi muda muslim telah rusak, maka Islam ini akan mudah dihancurkan. Kita sebagai muslim memiliki karakter dan kepribadian yang khas dan istimewa berdasarkan teladan Rasulullah SAW. Tanggung jawab kita adalah menyerap, mengamalkan dan memeliharanya. Jadi, mengapa harus mengambil kepribadian orang lain yang belum tentu baik, atau bahkan nyata keburukannya? Jauhilah dan say Good Bye! Wallahu A`lam.
Arsip : 13 Februari 2023
Join the conversation